Rabu, 12 Maret 2008

Pakaian Adat

Orang Betawi pada umumnya mengenal beberapa macam pakaian. Namun yang lazim dikenakan adalah pakaian adat berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang menutup leher (jas tutup) yang digunakan sebagai stelan celana panjang Melengkapi pakaian adat pria Betawi ini, selembar kain batik dilingkari pada bagian pinggang dan sebilah belati diselipkan di depan perut. Para wanita biasanya memakai baju kebaya, selendang panjang yamg menutup kepala serta kain batik.
Pada pakaian pengantin, terlihat hasil proses asimilasi dart berbagai kelompok etnis pembentuk masyarakat Betawi. Pakaian yang digunakan pengantin pria, yang terdiri dari: sorban, jubah panjang dan celana panjang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. Sedangkan pada pakaian pengantin wanita yang menggunakan syangko (penutup muka), baju model encim dan rok panjang memperlihatkan adanya pengaruh kebudayaan Cina Uniknya, terompah (alas kaki) yang dikenakan oleh pengantin pria dan wanita dipengaruhi oleh kebudayaanArab.
Dan Foresta

Selasa, 11 Maret 2008

Rumah Adat Betawi

Pada masa sekarang ini rumah-rumah adat tradisional khas Betawi yang benarbenar asli di Jakarta sudah sangat langka. Namun, di beberapa tempat seperti di sekitar Marunda, Condet maupun daerah-daerah pinggiran lain, rumah tradisional khas Betawi masih dapat ditemukan.
Ada 4 (empat) tipe bentuk rumah tradisional yang dikenal oleh orang Betawi, yaitu tipe Gudang, tipe Bapang, tipe Kebava dan, tipe joglo.
 Rumah tipe Gudang dan Bapang memiliki bentuk segi empat yang polos dan sangat sederhana.
 Rumah tipe Kebaya memiliki beberapa bagian;
1.Langkan yaitu bagian rumah yang berpagar rendah dan berfungsi sebagai serambi rumah, dibuat dari kayu atau bambu.
2.Ruang depan, biasanya terbuka setiap saat tanpa ada pintu yang menghalangi seseorang untuk masuk, yang melambangkan sifat orang Betawi yang terbuka dan ramah.
3.Balai-balai dari bambu, merupakan perlengkapan utama dan terdapat di ruang depan, fungsinya untuk menerima tamu.
4.Atap dan wuwungan, jika dilihat dari depan akan tampak berbentuk segi tiga sama kaki dengan tambahan pet sebagai penahan hujan atau panas, sedangkan dari samping akan tampak berbentuk trapezium. Bagian atap (wuwungan) pada pertemuan sisi kaki segi tiga sama kaki dengan sisi kaki trapesium disebut jurai. Jurai adalah genting yang dipasangkan atau dipaku pada ander sebagai penghubung sisi kaki segi tiga dengan sisi kaki trapesium untuk menahan air agar tidak masuk ke dalam rumah.
5.Jendela bulat yang biasanya terdapat disamping kiri atau kanan ruang depan ada yang ditutup dengan daun jendela, sering kali ditutup dengan jeruji. Jendela bulat yang dikenal oleh orang Betawi adalah sama sekali tidak menggunakan daun jendela ataupun jeruji yang disebut melompang.
6.Jendela intip, dua buah jendela yang terdapat dikiri kanan pintu masuk keruang dalam yaitu jendela berjeruji kayu berukir dan tidak berdaun jendela, fungsinya untuk mengintip tamu yang datang.
7.Lantai rumah, baik lantai tanah maupun lantai rumah panggung biasanya jauh lebih tinggi dari halaman rumah, maksudnya untuk menghindari masuknya air ke dalam rumah, sedangkan rumah panggung juga berfungsi untuk menghindari gangguan binatang atau gangguan tamu-tamu di malam hari yang bermaksud kurang baik.
Rumah tipe Joglo, beberapa bagian yang melengkapi adalah sebagai berikut;
•Ruang depan, merupakan ruang terbuka dengan kayu jati terukir sebagai langkannya dan berfungsi sebagai tempat menerima tamu.
•Ruang tamu perempuan, ruang tamu khusu untuk tamu wanita
•Ruang tidur atau pangkeng.
•Pendaringan, yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan tempayan berisi beras dan balai-balai kecil untuk meletakkan barang.
•Tapang, ruangan kecil dengan balai-balai yang berfungsi serba guna, di mana tersedia kendi dan peralatan minuman lainnya
•Dapur, di mana terdapat tungku tradisional dengan tiga lubang biasanya dari tanah liat.
•Kamar mandi, biasanya dilengkapi dengan padasan, sumur beserta senggotnya. Halaman rumah orang Betawi pada umumnya ditanami dengan berbagai macan tumbuhan. Apabila luas halaman rumah mencukupi maka beberapa jenis pohon yang biasa ditanam adalah ranbutan, nangka, kecapi, petai, jengkol, jamblang, duku, salak, tangkil, dan sebagainya. Diseputar rumah biasa ditanami pula dengan jenis tanaman perdu yang berfungsi sebagai "apotek hidup" antara lain jahe, kunyit, lengkuas, kencur, temulawak, beluntas, dan lain sebagainya.

Dan Foresta

Rabu, 13 Februari 2008

Bir Pletok

Bir, identik dengan minuman yang berasal dari barat yang dapat memabukan jika diminum. Namun di Betawi minuman yang satu ini memiliki keunikan dan cita rasa tersendiri dan tidak memabukan seperti minuman berjenis bir pada umumnya.

Namanya "Bir Pletok" minuman yang diadopsi dari barat ini dimodifikasi oleh Orang Betawi mulai dari cara pembuatan dan penyajiannya. Konon nama Bir Pletok ini digunakan karena pada saat dimasak bir ini mengeluarkan bunyi "pletak-pletok".

Cerita lainnya juga yang menjadi cikal bakal minuman Bir Pletok ini adalah ketika pada zaman kolonial Belanda menguasai Batavia (Jakarta), para kompeni Belanda senang minum-minum bir yang kemudian menimbulkan efek samping yang memabukan itu. Hal ini dilihat oleh Orang Betawi ketika para kompeni mabuk da ketika itu munculan ide Orang Betawi untuk membuat minuman yang tidak kalah enaknya dengan bir yang diminum oleh kompeni tersebut. Lantas dibuatlah minuman yang dapat menghangatkan dan menyehatkan badan yang kemudian dikenal dengan nama "Bir Pletok".

Setelah saya sedikit bercerita tentang asal usul Bir Pletok ini, saya ingin berbagi resep dan cara membuat minuman yang menghangatkan tubuh ini.

Bahan:
1 1/2 liter air
150 ml gula pasir (sesuai selera)
sedikit garam
1 batang kayu manis
3 batang serai
50 gr jahe, kupas, memarkan
1 jumput kayu angin
1/2 sdt garam
1 jumput akar secang

Cara membuat:
1. Rebus air hingga mendidih, kemudian masukkan kayu manis, serai, jahe dan kayu angin, dan akar secang lalu masak sampai beraroma.
2. Masukkan gula pasir dan garam, kecilkan api, rebus kembali 15 menit, angkat.

Bir pletok ini dapat dihidangkan dalam keadaan panas atau dingin sesuai selera.